DOMPU, PersIndoNews.com – Melihat tenaga laki-laki sebagai petugas yang melakukan perkawinan buatan pada ternak ruminansia (Sapi, Kerbau, Kambing & Domba), mungkin bagi kebanyakan orang adalah hal yang biasa-biasa saja. Akan tetapi bagaimana ketika melihat seorang gadis yang menjadi petugas inseminator atau yang memasukkan sperma atau semen ke dalam kelamin ruminansia betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi ?

Tentu saja bagi sebagian besar masyarakat Dompu akan terheran-heran sekaligus terkagum-kagum, karena aslinya setiap gadis gerakannya pasti gemulai nan lemah lembut, namun beda dengan gadis yang satu ini, justru lebih piawai dalam melaksanakan tugasnya sebagai inseminator.
Adalah Ike Nursafitri, S.Pt nama lengkapnya, dia menuntaskan kuliah program sarjananya pada Jurusan Peternakan Universitas Mataram (Unram) dan diwisuda pada tahun 2020. Gadis kelahiran 20 Juni 1997 dibesarkan di Dusun Bajo Baru Desa Kwangko Kecamatan Mangge Lewa, ketika mengikuti seleksi pegawai negeri sipil (PNS) langsung diterima pada tahun 2021. Ike diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN) tahun 2022 dan langsung ditempatkan staf di UPTD Disnakeswan Kecamatan Kilo.
“Alhamdulillah saya baru menyelesaikan pelatihan IB pada bulan Maret 2024 ini. Menjadi inseminator menjadi tantangaan buat saya karena situasi dan kondisi di lapangan berbeda jauh dengan keadaan saat di tempat pelatihan,” ungkap Ike saat chatini dengan media ini.
Selama di tempat pelatihan, Ike biasanya melakukan IB pada ternak yang menggunakan kandang jepit, tapi fakta yang ditemukannya di lapangan terutama di Dompu, kebanyakan peternak tidak menyiapkan kandang jepit.
“Jadinya kami punya pengalaman baru yakni melakukan IB dengan cara mengikat kaki kanan sapi. Alhamdulillah kita terhidnari dari tendangan sapi saat memberikan IB. Semarang sudah terbiasa dengan kondisi lapangan yang demikian,” urai Ike.
Semula Ike sempat merasa pesimis, karena belum pernah ada inseminator perempuan di Dompu namun, karena memandang profesi ini sebagai sebuah tantangan ditambah adanya dukungan dari teman-teman sejawat juga dari Kepala Bidang Budidaya, sehingga harus dipilihnya.
“Sehingga awal bulan Maret lalu saya memantapkan pilihan untuk mengikuti pelatihan IB dan menjadi inseminator. Inshaa Allah ilmu yang saya peroleh akan saya amalkan ke masyarakat khususnya untuk peternak di Dompu,” cerita Ike.
Dia berharap langkah yang diambilnya ini akan memotivasi banyak perempuan di Dompu terutama teman-teman di tempatnya bekerja agar lebih mengembangkan bakat dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. “menjadi insemintaor bukan hanya pekerjaan kaum laki karena perempuan juga bisa,” tegas Ike
Dalam rangka meningkatkan mutu genetik ternak di Kabupaten Dompu, Ike berjanji akan mengamalkan ilmunya untuk terus melakukan inseminasi buatan kepada ternak masyarakat di Dompu. “Terkadang saya bisa lakukan IB 2 ekor hingga 3 ekor sapi per hari,” pungkas Ike. (Rasya/adv)