DOMPU, PersIndoNews.Com – Rentang waktu 209 tahun Kabupaten Dompu kini telah bertranspormasi dari zero to hero, dimana hantaman letusan gunung Tambora telah meluluhlantahkan Dompu hingga menjadi “Zero” dan “Hero” karena kemampuannya untuk bangkit membangun berbagai sektor untuk kepentingan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Hal ini salah satu yang disampaikan Pj Gubernur NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si saat ziarah di makam Sultan Muhammad Sirajuddin (Manuru Kupa). Ziarah kubur ini adalah rangkaian prosesi upacara HUT Kabupaten Dompu ke 209 tahun, yang merupakan wujud dari menghargai jasa para pahlawan,dimana diketahui Sultan banyak menyelipkan pesan patriotik dalam membela bangsa dan negara, khususnya Kabupaten Dompu dari penjajahan Belanda.
“atas nama Pemerintah Provinsi NTB saya mengucapkan dirgahayu Kabupaten Dompu ke 209 yang mana peringatannya mengambil momentum meletusnya Gunung Tambora pada 11 April 1815,” ungkapnya.
Kepada Pemerintah Kabupaten Dompu juga peemrintah Provinsi, L. Gita menyarankan agar ada jalan raya ataupun rumah sakit yang diberi nama Sultan Muhammad Sirajuddin untuk menjadi salah satu bahan atau persyaratan dalam pengusulan supaya nanti Manuru Kupa dapat ditetapkan sebagai pahlawan nasional. “Ini seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi saat mengusulkan TGH. Zainuddin Abdul Madjid menjadi pahlawan nasional,” tuturnya.
Ke depan lanjutnya, Pemerintah Provinsi bersama Keluarga Sultan Muhammad Sirajuddin akan mengadakan seminar-seminar nasional dan pembuatan buku sejarah sebagai bahan dan dasar mengajukan Sultan Muhammad Sirajuddin sebagai pahlawan nasional. “Kita masih membutuhkan pahlawan-pahlawan nasional di NTB, sebagai sumber motivasi bagi generasi muda kita di masa depan,” pungkasnya.
Sebelumnya Bupati Dompu, H. Kader Jaelani mengatakan, nama besar Sultan Muhammad Sirajuddin tidak bisa dipisahkan dari Kabupaten Dompu, hal ini atas jasa dan perjuangannya serta semangat juangnya yang tinggi dan menentang bekerjasama dengan Belanda pada masa itu. “Di mana dia merupakan Raja yang paling getol melawan penjajah Belanda, terutama terkait upeti dan pajak kepada Belanda,” ungkapnya. (Muhyid)