DOMPU, PERSINDONEWS.COM – Pekerjaan pengerukan Sungai dan perbaikan jalan setapak di Lingkungan Kandai II berbatasan dengan Kelurahan Simpasai tepatnya di Jembatan Bali II, Kecamatan Woja Kabupaten Dompu, ternyata menyisakan persoalan yang dapat mengancam kerusakan lingkungan dan pemukiman warga setempat.
Herman, salah seorang warga setempat mengeluhkan pekerjaan proyek tersebut karena diselesaikan secara serampangan. “Ini jalan di depan rumah saya malah ambruk karena hanya diisi tanah berlumpur pakai karung kemudian ditumpuki batu. Ya hasilnya begini, longsor lagi,” tukasnya.
Terlihat sejumlah kayu dipancang untuk menahan longsornya jalan setapak. Akan tetapi, kayu-kayu tersebut bakal ambrol lagi dihantam banjir yang akan terus mengikis dasar sungai. “Beberapa kali lagi kalo terjadi banjir, jalan setapak ini dapat dipastikan akan runtuh dan merusak pemukiman kami,” jelas Herman.
Keluhan yang sama juga disampaikan Abu Musa, salah seorang keluarga di Lingkungan Bali II yang rumahnya juga terancam akan terus terkikis banjir. Dia mempersoalkan pekerjaan proyek pengerukan sungai ini yang telah menumbangkan dua pohon Mahoni yang mereka tanam untuk mencegah erosi. Akibat dua pohon yang dijadikan penanggul erosi itu tumbang, rumah keluarganya terancam ambrol digerogoti banjir.
Menghadapi kondisi tersebut, Herman dan Abu Musa berharap agar pemerintah Kabupaten Dompu dapat menganggarkan program untuk pembangunan beronjong yang tentunya dapat mencegah kerusakan di areal pemukiman warga di sepanjang bantaran sungai.
“Terlebih musim hujan seperti sekarang, banjir yang datang akan langsung mengikis dan membahayakan bangunan rumah di bagian kiri maupun bagian kanan sungai. Jalan yang ada pun bakal runtuh akibat longsor”, tegas mereka.
Herman mengaku, sudah melakukan pertemuan dengan pemerintah di Kelurahan didampingi Babinsa setempat dengan harapan agar Pemerintah Kelurahan melakukan koordinasi dengan pemerintah atasan kiranya dicarikan solusi atas kondisi pemukiman mereka.
Dia mengancam akan memblokir jalan setapak yang melintas di depan rumahnya, manakala pembangunan jalan setapak dan bronjong sungai tidak segera dikerjakan. “Banjir akibat hujan yang terus mengguyur nanti, akan menghancurkan areal pemukiman kami.” Tegas Herman. (Didat)